20 Jan 2015

BOSAN (chapter 5 Novel 'Sabtu yang kutunggu')

Tiga hari sudah aku menghabiskan waktu disini. Meski orang tuaku dan ka neo berganti menjagaku. Aku sudah ingin sekali pulang ke rumah. Vidi juga beberapa kali datang membawakan buah-buahan dan boneka. Desy datang dengan menangis karena merasa bersalah kepadaku. Puspa yang tak kalah diamnya. Anehnya Vidi, desy, dan puspa tidak pernah datang bersamaan. Aku tidak mengerti kenapa. Vidi juga sering datang di jam-jam kuliah. Aku menegurnya dan menyuruhnya untuk masuk kuliah tapi dia tidak mau mendengarnya.
Kudengar deritan pintu kamarku, seseorang masuk, entah itu siapa. “eh si cantik udah di kursi roda” ka neo mencubit pipiku dari belakang. Ternyata ka neo.
“taraaa” dia memberikan seikat bunga mawar seperti hari-hari sebelumnya. Hari ini warnanya banyak setelah merah, putih, dan sekarang berbagai warna.
“liat siapa yang kaka ajak” ka neo membalikkan kursi rodaku.
“surprise...” kila dan yang lain masuk kedalam ruanganku.
“kaliaan...” aku kesenangan, menengok ke arah ka neo, senang sekali karena dia mengajak teman-temannya kesini.
ini... kaka bawain anime yang banyak biar kamu ga bosen di ruangan” ega memberikan sebuah harddisk kepadaku. Kila mengambilkan leptop yang duduk manis di meja.
Kila juga menaruh buah-buahan dan banyak cemilan dimejaku.
“udah kaya pada mau nonton di bioskop aja?”
“bioskopnya pindah tayang ke ruangan 9b” ka ega menanggapiku.
“waaa si ega curang nih.. gue aja belum dikasih jeni udah dikasih duluan” fasya protes.
“lu mah gampang. Yang penting kan jenii.. jenii...” kila bersuara aneh sambil berusaha mendekatiku ingin memelukku.
“eh! Jaga jarak” ka neo menghalangi kila.
“ha ha ha” ruanganku menjadi ruangan yang paling berisik hari itu.

“o iya jeni.. tadi anak-anak yang lain pada nitip salam buat kamu. Katanya semoga kamu cepet sembuh. Mereka lagi pada sibuk sama urusan kerjaan, jadi ga bisa dateng”
“iya gapapa ka kila.. ini aja aku udah seneng banget”
“kalo gitu kamu cepet sembuh ya, biar bisa lihat kami main basket lagi” ka kila pamit dengan yang lain
“iya... makasi ya ka kila, ka ega, ka fasya..”
“daah..” ka kila hampir mengusap kepalaku sebelum akhirnya tangan ka kila menaruhnya di kepalanya.
“hueks, tangan gue yang lembut ngapain ngusap rambut neo”
“hahaha.. lagian lu usil banget”
“udah-udah.. lu juga si kila. Iseng banget godain neo” ega menarik jaket kila dan pergi meninggalkan ruangan.
“kamu seneng?”
“iya ka.. aku seneng, makasi ya ka”
“kamu laper?”
“lumayan..”
“yaudah kaka beliin makanan”
“jangan.. aku ga mau ngerepotin. Bentar lagi juga ibu dateng”
“hari ini ibu kamu ga dateng. Katanya ada acara mendadak. Jadi hari ini yang tugas jagain kamu.. AKU”
“hmmm”
“jadi.. kamu pengen makan apa?”
“aku pengen makan bubur ayam aja ka”
“siap.. bubur ayam sebentar lagi datang”
            Ka neo pergi mencarikannya untukku. Ruangan yang tadinya ramai sekarang mendadak sepi. Dihadapanku sebuah leptop sudah menanti untuk aku mainkan. Film yang ega bawakan ada banyak sekali. Ini sih kayak persediaan nonton anime selama satu bulan.
Drrrt... ponselku bergetar. Banyak sekali teman-teman yang simpati dengan keadaanku. Mereka mengirimiku pesan dan juga telefon beberapa kali menanyai keadaanku. Mereka meminta maaf karena belum bisa datang karena banyaknya tugas di kampus. Tingkat empat, tingkat terakhir kuliah, wajar kalau ada banyak tugas. Takut tertinggal dengan yang lain.
            Drrrt... ponselku kembali bergetar. Desy mengirimi sebuah poster lucu di Line. Aaa kawaii aku membalasnya.
Miss u baby
Miss u too....
kemudian aku mengiriminya poster cium.
Get well soon ya..
Aamiin
            Desy sama sekali tidak mengajakku membicarakan masalah tugas-tugas kampus. Dia hanya sesekali mengirimiku poster-poster lucu sedangkan puspa sesekali mengirimiku foto-foto ketika kami dulu sering hangout berempat. Membuatku ingin segera masuk kuliah kembali.
            Hari ini vidi tidak datang menjengukku. Mungkin dia sibuk dengan kuliahnya. Aku masih khawatir dengan dia. Apa hubungannya dengan sertu bsik-bsik saja. Apakah dia makan dengan teratur atau tidak. dia tinggal disini sendirian. Tidak mempunyai kerabat dekat sama sekali. Dia pasti sangat kesepian.
            I want to have time machine. Love u as always my sist. Aku membaca status nya di whatsup dan juga bbm keduanya sama. Aku tahu itu untukku.
“maaf lama” ka neo datang dengan membawa dua kantong plastik putih.
“yang ini buat sekarang. Yang ini buat nanti” menunjukkan satu kantong penuh dengan cemilan.
“bisa gendut lama-lama ka”
“gapapa.. ntar kalo pipi kamu chubbi, aku cubit-cubit terus”
“ye...”
            Ka neo menyiapkan makananku. Di samping leptopku. Menggesernya agar muat. “mau disuappin?” tanyanya.
“ah.. engga ka.. aku bisa” aku malu. “kaka ga makan?” tanyaku balik.
“kaka nanti aja makannya”
“aa nggak bisa.. kalo aku makan, kaka juga harus makan”
“tunggu kamu selesai dulu”
“kaka makan. Kalo kaka ga makan aku ga makan” ucapku.
“aaaaaaa” aku menyuapinya satu sendok penuh. Menunggu agar dia membukakan mulutnya.
“aaam.. pinter”
            Kulihat pasti ka neo tersipu malu. “kenapa malah jadi kaka yang disuapin?. Dimana-mana yang sakit yang disuapin” ucapnya sambil tersipu.
“lagian susah banget disuruh makan”
“iyaa deh.. kaka makan..”
“naah gitu dong.”
            Hubunganku dengan ka neo memang masih belum pasti. Perasaanku ke dia sepertinya sudah pasti. Aku sendiri tidak tahu apa ini memang perasaan yang nyata atau hanya perasaan yang sementara. Dari banyak kejadian entah kenapa aku malah berani menarik kesimpulan kalau ka neo menyukaiku. Anehnya sampai sekarang ka neo sama sekali tidak mengungkapkan perasaannya. Padahal ada banyak kesempatan yang dapat dia gunakan. Sepertinya aku mulai mengharapkan sesuatu dari ka neo.

“Besok kamu udah boleh pulang” begitu ucap pa dokter.
Aku senang bukan main. Aku sudah rindu sekali dengan kamarku, dengan kampus, aku juga sudah rindu untuk menginap dirumah vidi dengan desy dan juga puspa. Bosan sekali dengan dekorasi ruangan rumah sakit yang monoton. Pagi sarapan datang dengan obat, kemudian suster mengecek kondisiku, piring sarapanku di cek, kemudian siang makan siang datang, dokter datang mengecek beberapa hal, sore piringku kembali di cek, sampai malem suster terakhir datang mengecek kembali.
            Aku hampir tidak pernah keluar ruangan selain dengan ka neo yang mengajakku jalan-jalan pagi dan jalan-jalan sore. Kalau ka neo tidak datang aku diam didalam ruangan.
            Lebih senang menghabiskan waktu menonton anime yang diberikan ega kepadaku.

0 komentar:

Posting Komentar