8 Mei 2010

Tari Tani


Salah satu Tari yang pernah saya tampilkan diatas panggung adalah tari ini karenanya kali ini saya akan membahas topik tentang Tari Tani sedikit.

Tari Tani merupakan salah satu kebudayaan yang berasal dari daerah Jawa. Tari Tani merupakan salah satu bagian yang ada dalam Tari Ketungan.


Sejarah Terbentuknya Tari Ketungan
Adalah ide dari seorang warga bernama Ketut Winaya yang menginginkan desa adat Tegal Mengkeb Kaja membentuk sebuah tarian yang menonjolkan ketungan, mengingat ketungan adalah sebuah alat untuk menumbuk padi yang dipergunakan masyarakat pedesaan dengan pertanian sawah sebagai latar belakang tempat mencari penghidupan masyarakatnya. Ide ini muncul terkait adanya pesta kesenian rakyat se desa Tegal Mengkeb pada tanggal 14 s/d 18 Mei 2003.

Ide ini bak gayung bersambut, akhirnya dibentuklah kelompok dan dimulailah pencarian dan pendataan informasi hingga ke Dusun Curah –Desa Gubug, pada seorang dalang yang cukup terkenal, dan dimualailah kepengurusan, penataan tabuh dan tariannya sehingga sampai terbentuk tarian Ketungan tesebut. Penampilan perdana tarian ini adalah pada waktu Pesta Kesenian Rakyat yang disaksikan oleh aparat desa, kecamatan, serta tokoh-tokoh seniman Bali, bahkan banyak juga wisatawan luar negeri yang menyaksikan tarian ini. Salah seorang wisatawan luar negeri yang berasal dari Jepang, Mr. Mochizuki, sangat antusias menyaksikan pagelaran tarian ini sempat memberikan sambutan dan berjanji akan mempromosikan tarian ini ke negaranya. Satu bulan setelah pentas perdana ini, tarian ini kemudian mendapatkan tawaran pentas di sebuah hotel wilayah Jimbaran, selanjutnya tawaran pentas mulai berdatangan pada hotel dan villa lainnya.

Narasi tarian:
  1. Tari Tani; adalah tarian yang dibawakan oleh penai laki dan perempuan, yang sederhana dan mengungkapkan kehidupan petani, mulai dari mengolah tanah, menanam padi, meng halau burung, panen dan mengolah hasil sawah dengan ketungan.
  2. Bhatara Indra di Sorga; mengisahkan Bhatara Indra di sorga mendengar su ara ketungan yang bertalu-talu pertanda di bumi sedang dilaksanakan upacara ngaben. Beliau menunggu kedatangan burung kurkwak yang akan meminta bulunya si Manuk Dewata sebagai sarana upacara Pengabenan.
  3. Tari baris Kurkwak; tari baris kurkwak adalah perlambang burung kurkwak, dalam cerita yang berkembang di masyarakat, burung ini ditugaskan oleh pemeliharanya (seorang raja) yang sedang melaksanakan upacara ngaben, untuk pergi ke sorga menghadap Bhatara Indra memohon agar diberikan bulunya Manuk Dewata, karena bulu tersebut dalam upacara ngaben berfungsi sebagai penolak segala macam rintangan dalam perjalanan atma menuju sorga.
  4. Tari Dedari; atas perintah bhetara Indra, dedari (bidadari) ditugaskan untuk mengantarkan atma ke tempat yang sudah ditentukan sesuai dengan amal dan baktinya selama di bumi.
  5. Atma; dikisahkan perjalanan atma sesampainya di depan pintu sorga disambut oleh bidadari, selanjutnya di antar ke tempat yang telah ditentukan sesuai dengan karmanya masing-masing sewaktu hidup di dunia.
Tarian ini sendiri didukung oleh sekitar 30 personil dengan komposisi 10 orang sebagai penabuh gambelan kreasi, 10 orang sebagai penabuh ketungan, serta 10 orang lagi adalah sebagai penari

Makna suara ketungan secara sekala (nyata) adalah memberitahukan kepada masyarakat sekitar, bahwa di daerah tersebut terdapat upacara ngaben, sedangkan makna secara niskala (taknyata) adalah berfungsi untuk memanggil para bhuta kala untuk disuguhi caru dan segehan, selanjutnya meminta kepada mereka agar ikut menjaga upacara, pemberitahuan kepada para bhetara di sorga agar menyediakan tempat bagi atma, sesuai dengan kharmanya masing-masing, dan sebagai pelengkap yadnya dalam panca yadnya, sesuai dengan pemaparan kitab suci yaitu kitab sundari gama.

Disadur Dari:
file:///G:/ibd/136-tari-ketungan.htm

0 komentar:

Posting Komentar